SLEMAN - Ular memang sering muncul di musim penghujan. Sebab, musim hujan juga menjadi musim bertelur bagi hewan. 

Maka, perlu ada kewaspadaan dari manusia terkait munculnya ular di rumah.

Menurut Ketua Komunitas UNY Herpetologi, perkumpulan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempelajari hewan melata, Maula Haqul Dafa, ular sering muncul di dekat wilayah manusia.

Biasanya, ular yang muncul memang bisa beradaptasi dengan kehadiran manusia, misalnya ular kobra, ular jali, ular weling, ular kadut, ular macan air, dan masih banyak lagi.

“Menurut saya yang harus lebih diwaspadai adalah rasa takut orang itu sendiri,” katanya kepada Tribun Jogja, Selasa (14/12/2021).

Dia menjelaskan, orang pada umumnya takut ular karena mengira semua ular itu berbahaya, atau takut karena ular sering digambarkan atau dipersepsikan sebagai hewan yang jahat atau berhubungan dengan sesuatu yang buruk, seperti santet dan pertanda buruk.

“Jadi yang harus diubah lebih dulu adalah persepsi masyarakat terhadap ular,” bebernya.

 

 

Dikatakan Dafa, meski masyarakat sudah diedukasi tentang ular, mengenal jenis yang berbisa dan yang tidak berbisa, cara pertolongan pertama gigitan ular, dan cara menangani ular yang benar, semua itu akan sia-sia kalau masyarakat masih takut dan masih memandang buruk ular.

Dafa mengatakan, ada beberapa tips untuk masyarakat untuk mengatasi ular yang masuk ke rumah atau menemui ular di sekitar pemukiman.

 

Pertama, jangan asal pegang ular langsung dengan tangan. Itu dulu, jangan asal pegang ular,” katanya.

Lebih lanjut, kata Dafa, seringkali di media sosial banyak orang yang tangkap ular lalu baru bertanya jenisnya apa, berbisa atau tidak.

Menurut dia, itu adalah langkah yang salah. 

“Semestinya orang tidak memegang ular apa pun yang tidak dia tahu jenisnya,” terangnya.

 

 

kedua, masyarakat diminta untuk tidak berusaha membunuh ular.

Sebab, usaha untuk membunuh ular dapat berpotensi lebih berbahaya dibanding jika ditangani ular dengan teknik yang aman. 

Kata dia, sudah ada beberapa kasus orang tergigit ular berbisa saat hendak membunuh ular.

 

 

Ketiga, jangan panik, persepsikan ular sebagai hewan biasa yang hanya ingin mencari makanan, tempat berlindung, dan pasangan. Jadi jangan menganggap ular adalah hewan negatif dan lain-lain,” jelasnya.

 

Dafa menambahkan, untuk mengatasi ular yang masuk ke pemukiman, sebaiknya masyarakat memanggil orang yang bisa menangani ular, bukan dukun.

“Kalau di Yogya sendiri sudah ada beberapa komunitas/yayasan yang bisa dikontak saat ada ular masuk rumah, contohnya Sioux dan Exalos. Damkar juga sudah terlatih dan bisa dijadikan alternatif untuk menangani ular yang masuk ke rumah,” paparnya.

 

Ditanya bagaimana cara membedakan ular berbisa atau tidak, Dafa menjelaskan, hanya ada dia cara.

“Pertama adalah hafal per spesies, dan yang kedua adalah melihat ada tidaknya gigi taring,” ungkap Dafa.

Menurutnya, tips yang sering beredar, seperti bentuk kepala, bentuk sisik ekor, cara berenang, waktu beraktivitas, atau pola warna, tidak bisa menjamin suatu ular itu berbisa atau tidak.

 

sumber : [ jogja.tribunnews.com | Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti ]